Ketukan dan Jeda yang Penuh Arti
Dunia Mas Budi kini ada di dalam genggaman
tangannya. Ponsel pintar yang sama, tapi kini terasa asing dan dingin. Setiap
kali ia sentuh, suara robotik yang ramah, namun terkadang terlalu cepat,
membisikkan setiap tombol. "Layar beranda. Halaman satu dari dua."
Mas Budi merasa seperti berada di labirin yang gelap, dengan hanya satu suara
yang menjadi petunjuknya.
Ia baru saja bergabung dengan grup WhatsApp
"Kawan Tunanetra Teknologi". Jari-jarinya meraba layar virtual,
perlahan menyusun sebuah kalimat.
Mas Budi: "Assalamualaikum. Maaf
teman-teman, saya mau tanya. Kalau mau menyalin pesan dari grup, caranya
bagaimana ya?"
Jeda. Beberapa detik terasa seperti
keabadian. Lalu, balasan datang.
Mas Rio: "Masa gitu aja nggak bisa?
Tinggal cari aja sih di Google, Bro. Udah banyak tutorial."
Mbak Shinta: "Iya, coba dibaca-baca di
sini." Lalu sebuah tautan artikel panjang muncul.
Mas Budi mengepalkan tangannya di atas
ponsel. Matanya terasa panas. Ia mematikan suara layar, membiarkan keheningan
menyelimutinya. Bagaimana ia bisa "membaca-baca"? Bagaimana ia bisa
mencari di Google jika dasar-dasarnya saja ia belum paham? Ia merasa begitu
kecil, begitu bodoh, di tengah orang-orang yang seharusnya menjadi panduannya.
Tiba-tiba, ponselnya bergetar. Sebuah pesan
pribadi.
Rani: "Mas Budi, jangan dengerin mereka
ya. Saya tahu, awal-awal memang susah."
Mas Budi tidak tahu harus membalas apa. Air
mata yang ia tahan sejak tadi akhirnya tumpah.
Rani: "Oke, begini. Kita pelan-pelan.
Ketuk dua kali di pesan yang mau kamu salin, nanti muncul opsi lainnya. Lalu
kamu klik 'Salin'. Udah, gitu aja sih caranya."
Mas Budi mengikuti instruksi Rani. Ia
mencari pesan itu. Ia ketuk dua kali di atas pesan itu. Sebuah suara robotik
berkata, "Opsi lainnya." Mas Budi menekan opsi itu. Sebuah suara lain
berkata, "Salin."
Jari Mas Budi terasa bergetar. Ia berhasil.
Di tengah kegelapan yang ia hadapi, ia tidak hanya menemukan solusi, tapi juga
sebuah tangan yang menuntunnya dengan sabar. Ia tidak lagi merasa bodoh. Ia
hanya merasa... dibantu.
Pembelajaran untuk Kita
Buat teman-teman yang sudah lama berada di
dunia ini, yang sudah sukses dan ahli dalam teknologi. Kadang, kemudahan yang
kita rasakan sekarang adalah hasil dari perjuangan yang panjang. Jangan lupa,
di luar sana ada banyak Mas Budi yang baru memulai. Mereka tidak bodoh, mereka
hanya butuh bimbingan, bukan penghakiman. Sebuah sentuhan jari yang menuntun
lebih berharga daripada seribu tautan artikel. Keberhasilan kita harusnya
menjadi jembatan untuk orang lain, bukan tembok yang menghalangi.
Sumber :
Motivation
& Inspiration WhatsApp Channel
Repost : Pendekar Kelana
Posting Komentar