Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2023

Simphoni Sang Cahaya

Kau adalah insan kamil, Bercahaya terang bagaikan mentari pagi, Ngkaulah yang memiliki cinta, Mahabah yang membawa kesejukan, Kedamaian bagi para pengelana cinta, Senyummu adalah anugrah, Tawamu adalah rahmat, Suaramu merupakan manevestasi simphoni alam semesta, Ketika ngkau telah memberikan titah, Alampun patuh, Tak akan ada yang membantah, Karena ngkaulah nur 'ala nur, Manusia terpilih untuk menjadi pemimpin alam, Tugasmu begitu berat, Gunung-gunungpun tak mampu mememikulnya, Tapi Ngkau sanggup menerimanya. Duhai Nabi! Begitu berat beban di pundakmu, Tapi tak sekalipun kau mengeluh, Senyuman selalu terpancar dari wajah mulia-Mu. Duhai Kekasih! Bagaimana cara kami membalas cinta-Mu? Padahal cinta-Mu merupakan mutiara paling indah, Yang terdapat rasa ke ikhlasan dan kerinduan, Duhai Rasullullah! Izinkan kami mereguk cahaya cinta mu, Agar kami dapat bersamamu. ✍🏻 Bintang Biru dalam Wisma Tiban Putra, 🗒️ 28/09/2023 🌟 Selamat merayakan Maulid Rasulullullah 1444H/2023M 🌕  

Bagaimana Kalau (Repost Puisi Memorable Sastrawan Kawakan Taufik Ismail)

Assalamu'alaikum, Sobat Pengelana! Alhamdulillah, bahagia rasanya dapat menyapa lagi, sesudah 2 pekan tidak posting di ruang mencatat ini. Harapannya, saya bisa aktif seperti sebelum-sebelumnya. Paling tidak, sekali posting dalam sepekan. Nah, daripada semakin panjang berbasa-basi, saya ingin menyampaikan sebuah informasi, bahwa postingan kali ini saya ingin membagikan sebuah puisi dari Taufik Ismail yang berkesan bagi saya. Karena puisi ini disusun dengan diksi yang rapi, unik, menjadi sebab akan keindahan tiap baitnya. Adapun untuk penafsiran puisinya, saya kembalikan pada Sobat Pengelana sekalian dahulu. Jujur, jam terbang saya dalam dunia sastra belum terlampau tinggi, sehingga dikhawatirkan terjadi kekeliruan tafsir dan menuai protes dari para pakar, hehe. Sekarang, mari kita cermati puisinya! === Bagaimana kalau dulu bukan khuldi yang dimakan Adam, tapi buah alpukat, Bagaimana kalau bumi bukan bulat tapi segi empat, Bagaimana kalau lagu Indonesia Raya kita rubah, dan kepada K...