Qurban, Nama Lain dari Kesanggupan untuk Peduli
Disklaimer: Tulisan ini adalah keisengan saya karena merasa jenuh dengan beban dan deadline tugas UAS Matakuliah Manajemen Bencana. Pun, dengan matakuliah yang lain. "Bencana tidak datang tiba-tiba. Ia dikirim pelan-pelan oleh kelalaian yang berlangsung terus-menerus." Di kota yang tenang tapi rentan, di Yogyakarta yang selalu tampak akrab bagi kenangan dan juga kegelisahan, kami bertemu dengan wajah-wajah yang—kalau boleh dikatakan—sedang beribadah. Bukan di masjid, bukan pula dengan sejadah atau kitab suci, melainkan dengan cangkul di tangan, dengan bronjong di bahu, dan dengan tekad di dada. Mereka tak sedang menyembelih kambing. Tapi mereka sedang menyelamatkan hidup, yang tak kalah suci. Idul Adha selalu datang dengan satu pesan lama yang tak habis ditafsirkan: qurban. Dalam pengertian paling purba, ia berarti pengorbanan. Tapi dalam kehidupan sehari-hari, ia lebih dari itu—ia adalah kesanggupan untuk peduli. Untuk memberi bagian terbaik dari...